Rabu, 27 Maret 2013

KARAKTERISTIK SEORANG ENTREPRENEUR





Seseorang entrepreneur umumnya tidak menjadi persoalan apakah dia merupakan anak tertua, tengah, ataupun termuda di dalam keluarga, apakah dia berstatus menikah, belum menikah, ataupun bercerai, dan apakah dia seorang wanita atau pria. Hal tersebut dikarenakan kesadaran dan niat yang kuat dari mereka masing-masing. Sehingga jika mereka tidak memiliki kesadaran dan niat yang kuat, usaha mereka tidak akan berjalan dengan lancar.
Seseorang individu biasanya memulai usaha entrepreneurship pertamanya yang paling penting pada umur remaja. Hal tersebut dikarenakan bayak bermunculan daya kreatifitas pada saat umur tersebut. Misalnya, dalam kisah nyata di negeri Barat, seorang bocah berusia belasan tahun dan berkulit hitam menjadi orang kaya ke-… di seluruh dunia. Padahal dia berasal dari kelas ekonomi bawah. Hal tersebut, mungkin yang mendorong dia untuk melakukan usaha entrepreneurship. Selain itu, biasanya kecenderungan entrepreneurship seseorang individu pertama kali muncul pada usia remaja. Oleh karena itu sebaiknya entrepreneurship perlu ditanamkan sejak dini.
Secara tipikal seorang entrepreneur tidak menamatkan pendidikan SD pada saat ia memulai usaha bisnisnya yang pertama dan terpenting. Karena biasanya seorang entrepreneur berasal dari kelas ekonomi bawah (seperti yang telah dicontohkan sebelumnya), sehingga keluarganya tidak sanggup membiayai sekolahnya. Hal tersebut yang menjadi motivasi utama seorang entrepreneur untuk memulai suatu usahanya. Lain halnya, dengan seseorang yang berasal dari kelas ekonomi baik menengah maupun atas. Biasanya mereka telah menempuh bangku kuliah. Dan motivasi utama mereka untuk memulai suatu usaha tentu saja adalah uang dan mungkin dikarenakan untuk menciptakan kepastian pekerjaan (bagi yang tidak mempunyai perusahaan keluarga) karena di era globalisasi ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan selain dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas, jumlah penduduknya bertambah banyak. Sehingga persaingan untuk memasuki suatu perusahaan sangat ketat.
Motivasi utama bagi ego tertinggi entrepreneur dan kebutuhannya akan prestasi berbeda-beda untuk setiap orang. Misalnya, dalam kaitan antara ia dan ibunya, karena ia memiliki tanggung jawab yang besar sebagai tulang punggung keluarga sehingga ia terdorong untuk memajukan usahanya. Lain halnya, bila ia telah menikah. Motivasinya tersebut akan berubah menjadi kaitan antara ia dan istrinya atau ia dan anak-anaknya (bila ia telah memiliki anak atau istrinya telah wafat).
Agar supaya mencapai keberhasilan dalam sebuah usaha entrepreneurship, kita memerlukan modal, nasib baik, kerja keras, dan ide baik. Karena untuk memulai suatu usaha, biasanya diperlukan modal meskipun ia bekerja dengan orang lain. Selain itu, bila tidak disertai nasib baik dan kerja keras, usahanya tidak akan berjalan dengan lancar. Ide yang baik juga dibutuhkan untuk memunculkan suatu inovasi yang baru sehingga usahanya dapat berkembang dengan pesat.
Entrepreneur paling cocok adalah sebagai pihak yang melaksanakan kegiatan dibandingkan sebagai manajer, penyedia modal, maupun perencana. Hal tersebut dikarenakan seorang entrepreneur biasanya memiliki kemampuan dalam bidang usahanya misalnya dia mempunyai hobi yang berkaitan dengan usahanya, sehingga dia sangat paham seluk beluknya dunia usaha yang dia masuki.
Seorang entrepreneur biasanya menerima resiko yang tinggi apalagi bila usahanya dibangun oleh dia sendiri. Tidak hanya dia akan rugi secara finansial, tetapi juga rugi akan waktu karena seharusnya dia bisa melakukan kegiatan yang lain.
Entrepreneur cenderung jatuh cinta pada ide baru, ide produk baru, ataupun rencana finansial baru. Ketiga hal tersebut yang mendorongnya untuk memajukan usahanya. Bila seorang entrepreneur tidak memiliki ketiga hal tersebut, usahanya akan sulit berkembang karena dia akan merasa terpaksa dalam melaksanakan kegiatan entrepreneurship. Selain dari ketiga hal tersebut, tidak dimungkinkan pula bila dia cenderung jatuh cinta pada karyawan baru.

Entrepreneur secara tipikal membentuk aneka macam usaha baik dalam bidang jasa, produksi, finansial, maupun usaha bangunan. Usaha yang dibangun oleh seorang entrepreneur sangatlah tidak terbatas. Dia bisa lebih mengembangkan dunia usahanya ke bidang manapun sesuai keinginannya. Asalkan ada niat yang kuat, kerja keras, ide baik, dan modal, usahanya tersebut akan berjalan dengan lancar. Misalnya, seseorang yang usahanya adalah mendaur ulang sampah. Selain dia menawarkan jasa, dia juga memproduksi hasil daur ulang dari sampah tersebut. Usaha tersebut berjalan dengan lancar karena berjuta ton sampah banyak dihasilkan oleh industri-industri rumah tangga, sedangkan tempat pembuangannya sangat terbatas.

Sudah siapkah anda ber-enterpreneur?

PANEN DAN PASCA PANEN ANGGREK



Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan.
1. Bunga Anggrek Potong


  1. Ketuaan Bunga
Selama ini bunga anggrek dipanen setelah 75%-80% bunga telah mekar terutama pada anggrek Dendrobium sp. Adakalanya pada jenis anggrek tertentu, seperti Cattleya sp., bunga dipanen 3 sampai 4 hari setelah mekar, karena bunga yang dipotong prematur akan gagal untuk mekar. Saat pemanenan perlu diperhatikan penularan penyakit virus dari satu pohon ke pohon lain. Sebaiknya alat pemotong hendaknya disterilkan lebih dulu sebelum digunakan lagi pada pohon berikutnya.
  1. Temperatur
Bunga potong Cymbidium sp. dan Paphiopedilum sp. dapat bertahan selama 3 minggu pada temperatur 330–350 F (10 C) dan 6 sampai 7 minggu bila tetap di pohon. Jenis Cymbidium sp., Cattleya sp., Vanda sp., Paphiopedilum sp. dan Phalaenopsis sp. umumnya bisa bertahan sampai 2 minggu kalau disimpan pada suhu 5–70 C, sedangkan Dendrobium sp. potong cukup disimpan pada temperatur 10–130 C.
  1. Pasokan Air dan Hara
Bunga anggrek potong peka terhadap kekeringan. Air yang hilang setelah bunga dipanen harus segera diimbangi dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penggunaan berbagai senyawa kimia pengawet yang dilarutkan dalam air dianjurkan untuk memperpanjang kesegaran bunga potong.
  1. Etilen dan Kerusakan Mekanis
Usahakan untuk menjauhkan bunga anggrek potong dari sumber/tempat kebocoran gas, asap, pemeraman buah dan kumpulan bunga yang sudah rusak dan layu. Ruangan untuk penanganan pasca panen (sortasi/grading dan pengemasan) hendaknya berventilasi baik. Kepekaan terhadap gas etilen dapat dikurangi dengan pemberian suhu dingin, baik setelah panen maupun setelah pengiriman. Bunga potong harus segera dikeluarkan dari wadah pengemasnya dan diletakkan pada ruangan dingin yang bersuhu cocok untuk bunga anggrek.
  1. Penyakit
    Bunga anggrek potong peka terhadap penyakit, tidak saja karena berpetal agak rapuh, tetapi juga terdapatnya cairan madu yang bergizi yang sangat baik untuk pertumbuhan patogen. Kerusakan akibat penyakit ini dapat dihindari dengan managemen kebersihan yang baik di rumah kaca maupun di kebun, pengendalian temperatur, dan minimalisasi terjadinya kondensasi pada bunga potong.
2. Tanaman Anggrek Pot Berbunga Indah




  1. Kultivar
    Berbagai karakter morfologi, seperti warna bunga, jumlah kuntum bunga dan waktu berbunga telah digunakan untuk mengevaluasi kultivar baru industri bunga. Kriteria tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam menciptakan kultivar baru. Pada masa yang akan datang kriteria toleransi terhadap kondisi pengangkutan, tingkat cahaya interior yang rendah, etilen dan pendinginan perlu pula dimasukkan ke dalam penilaian.
  2. Stadia Pertumbuhan
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada tanaman yang diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup atau persentase bunga yang mekar masih rendah.
  1. Temperatur
    Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2–3 minggu terakhir untuk memperkuat warna bunga dan meningkatkan kandungan karbohidrat tanaman, sehingga dapat mengakibatkan ketahanan simpan. Semua tanaman pot berbunga indah akan lebih tahan pada temperatur yang lebih rendah dan kisarannya sangat tergantung pada jenis tanaman. Selanjutnya tanaman berbunga yang ditempatkan pada temperatur 270 C atau lebih tinggi, umumnya mempunyai warna bunga lebih pudar, batang/tangkai lebih tinggi, daun cepat menguning dan rontok.
  2. Media
    Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali oleh konsumen atau penata ruang sangat penting untuk menghasilkan penampilan optimum dari tanaman berbunga indah di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban media dan mencegah tanaman dalam ruangan menjadi kering. Irigasi dengan menggunakan wetting agent pada saat pemasaran berguna untuk memudahkan pembasahan kembali media.
  3. Pemupukan
    Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu sebelum pembungaan, diubah menjadi 0,5 : 1. Nisbah ini mencegah masalah keracunan amonia dan meningkatkan masa simpan.
  4. Kepekaan Terhadap Etilen
Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap etilen. Gejala yang ditimbulkan adalah kerontokan daun, kuncup dan bunga, dan kelayuan bunga, epinasti, peningkatan kerentaan terhadap mikroba dan aborsi bunga / kuncup. Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan terhadap etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur selama pengangkutan. Cara lain yang digunakan secara komersial adalah dengan penyemprotan daun menggunakan senyawa antagonis terhadap etilen, sehingga dapat menekan produksi etilen dalam bunga, serta mengurangi pengaruh buruk etilen.
  1. Pengairan
    Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah serta membiarkannya layu akan menurunkan umur peragaan. Sebaliknya kelebihan air akan menyebabkan rusaknya akar, sehingga tanaman cepat rusak. Sebaiknya tanaman diairi tiap hari atau tiap dua hari sekali, tergantung pada tingkat cahaya, temperatur dan kelembaban, juga ukuran dan media tumbuh. Pengairan dilakukan terhadap media tanpa membasahi bunga dan daun.
  2. Cahaya
    Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman harus dipertahankan untuk menghasilkan tanaman yang mempunyai masa penampilan yang lebih baik, jumlah bunga maksimum, pembentukan daun yang sempurna, warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang memadai. Umumnya tanaman pot berbunga indah akan membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan warna yang indah pada kondisi ruang bercahaya tinggi, meskipun cahaya matahari langsung dihindari.
Teknik-teknik pasca panen untuk bunga anggrek antara lain:
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis
anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1–3 kuntum).
2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga
dilakukan pada saat:
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
a)      Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b)      2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c)      2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d)     Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
1)      Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
2)      Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
3)      Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
4)      Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
5)      Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

5.Pengemasan
1) Cara pengemasan
Pangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yang sesuai.
2) Pemberian merek
Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:
1.      Nama barang/varietas anggrek.
2.      Jenis mutu.
3.      Nama atau kode produsen/eksportir.
4.      Jumlah isi.
5.      Negara/tempat tujuan.
6.      Produksi Indonesia.